Thursday, 26 November 2009

mmbbeekkk....


pagi ini di rumah berisik sekali, ada suara mmbeekk..mbbeekk bersahutan dari dua ekor kambing kurban yang nanti sore baru mau diambil panitia kurban. gara-gara si embek itu, tidur pagiku agak terganggu. aku jadi terbangun dan penasaran pengin liat kayak apa tampang si embek itu.

ibu lantas menggendong keluar kamar, melihat ke halaman. "Embeknya kotor dan bau, dek..jadi bindi liatnya dari jauh aja ya," kata ibuku. lalu tiba-tiba ibu berseru, "oh iya..bindi kan juga punya boneke embek...!"

segera ibu kembali masuk ke kamar, mengambil boneka embek yang digantung di almari bukunya. itu boneka embek dari scotland yang dibeli ibu waktu backpacking ke sana. kata ibu, dulu membeli boneka embek ini karena terpesona dengan domba-domba yang merumput di padang rumput di scotland. domba putih berbulu tebal itu tampak seperti tumpukan kapas di tengah padang hijau.

tapi sebenarnya ibu juga punya kenangan khusus dengan wedhus gibas (kambing berbulu putih) loh. katanya, waktu kecil ibu punya banyak kambing di rumah eyang buyut. ibu suka menggembalakannya setiap sore. tapi dasar anak-anak, kegemaran itu nggak berlangsung lama. capek juga tiap sore nggembalain kambing. akhirnya kambing-kambing itupun dititipkan ke orang lain di kampung eyang buyut. nitip dengan cara "maro" atau bagi hasil. kalo si kambing nanti nglahirin 2 anak, maka yang seekor akan jadi milik si penggembala.

suatu hari, pagi-pagi orang yang dititipin itu datang tergopoh-gopoh ke rumah eyang buyut menemui ibu. "mbak, kambingnya dicuri orang...! rumah saya kemalingan...!" ibu dan eyang kakung lantas pergi ke rumahnya. dan benar, rumahnya dibobol maling.

maling di kampung itu masuk ke rumah dengan cara menggali tanah di dekat dinding. rumah-rumah di kampung pada tahun 80-an memang belum berpondasi batu keliling. hanya pada tiang-tiangnya saja yang diberi pondasi. sementara bagian lain tidak dipondasi karena dindingnya masih menggunakan papan atau anyaman bambu. oh ya lantainya pun juga masih lantai tanah. dengan menggali tanah di dekat dinding, dengan kedalaman tertentu seukuran badan, maka pencuri bisa masuk ke dalam rumah.

ibu sedih sekali mendapati kambing-kambing kesayangannya lenyap digondol maling. sejak itu juga ibu sudah tidak punya peliharaan kambing. huks..huks...aku jadi sedih mendengar cerita ibuku...

1 comments:

Anonymous said...

hihi...Indira ceria banget...bonekanya lucu tuh....